Di tengah gempuran gadget dan permainan digital, permainan tradisional masih digemari dan bisa dinikmati. Terbukti, ratusan anak Sekolah Dasar di Buleleng antusias mengikuti lomba permainan tradisional yang dikemas dalam Festival Olahraga Tradisional Bali 2019.
Tak kurang 150 Siswa tingkat Sekolah Dasar dari sembilan sekolah di Kabupaten Buleleng unjuk ketangkasan dalam lomba permainan tradisional yang digelar Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga -Fakultas Olahraga Kesehatan (FOK) Undiksha Singaraja.
Festival permainan Tradisional Bali berlangsung dua hari 22-23 Februari bertempat di Komplek GOR FOK Undiksha, Desa Jineng Dalem, mempertandingkan permaian rakyat asal Gumi Panji Sakti yakni Magoak-goakan dan permainan adu ketangkasan lainnya seperti permainan Megala-gala.
Dibuka langsung oleh Wakil Dekan III Fakultas Olahraga dan Kesehatan, I Kadek Happy Kardiawan, Festival kali ke tiga yang berhasil digelar mahasiswa FOK mendapat apresiasi. Ditengah perkemangan trend dunia digital yang menyita waktu bermain anak, permainan tradisional yang coba terus dikembangkan diyakini mampu menjadi alternatif bagi orang tua/ guru untuk mendorong anak lebih aktif bermain.
“Terpenting adalah permainan tradisional kita tidak punah ditengah perkembangan olahraga atau permainan modern saat ini. Juga ketergantungan gadget untuk anak-anak ini bisa berkurang. Ini yang perlu kita kenalkan sejak usia dini,” ungkap Happy Kardiawan, Jumat (22/2/2019) pagi.
Hal yang sama diungkapkan Pembina Provinsi Komite Olahraga Tradisional Indonesia (KOTI) Bali, Agus Wijaya. Festival Olahraga Tradisional Bali 2019 juga sebagai sarana sosialisasi dan dukungan dalam pengembangan olahraga tradisional di Bali.
“Kita dari KOTI bali sangat mengapresiasi kegiatan ini, terlebih sebelumnya kita sudah gaungkan sosialisasi ke beberapa sekolah di Singaraja. Harapannya permainan ini menyentuh lapisan masyarakat karna pada dasarnya bermain itu tidak mengenal usia,” ucap Pembina Provinsi KOTI Bali.
Dengan meningkatnya eksistensi olahraga tradisional, Pembina Provinsi KOTI Bali berharap permainan tradisional kembali dapat diterima seluruh lapisan masyarakat.